Amerika Serikat sekali lagi terjebak dalam krisis penutupan pemerintah. Karena Partai Demokrat dan Partai Republik gagal mencapai kesepakatan mengenai pengeluaran fiskal jangka pendek, pemerintah federal Amerika Serikat resmi memasuki status penutupan pada dini hari Rabu minggu ini. Peristiwa ini dapat memiliki dampak yang beragam pada ekonomi Amerika, dengan tingkat keparahan tergantung pada lamanya penutupan.

Penutupan akan secara langsung mempengaruhi hidup ratusan ribu pegawai federal, yang mungkin menghadapi cuti tanpa gaji atau penundaan pembayaran gaji. Selain itu, beberapa rilis indikator ekonomi kunci juga mungkin tertunda, membawa ketidakpastian ke pasar. Hal yang sangat perlu diperhatikan adalah, laporan pekerjaan non-pertanian bulan September yang dijadwalkan dirilis Jumat ini kemungkinan besar tidak akan dirilis tepat waktu, yang akan membuat ekonom dan investor kehilangan salah satu barometer ekonomi yang penting.

Penutupan pemerintah kali ini bertepatan dengan pasar tenaga kerja AS yang berada dalam periode sensitif. Sepanjang musim panas, pertumbuhan lapangan kerja di AS telah terhenti. Penutupan pemerintah tentu saja akan semakin memperburuk pasar tenaga kerja yang sudah lemah.

Bagi pegawai federal, situasi mereka sangat sulit. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, sebagian besar pegawai federal mungkin terpaksa cuti tanpa gaji, dan hanya dapat menerima gaji yang tertunda setelah pemerintah dibuka kembali. Kantor Manajemen dan Anggaran Administrasi AS akan menentukan pegawai mana yang termasuk "personel penting", yang meskipun harus terus bekerja, tetap menghadapi masalah penundaan pembayaran gaji.

Meninjau kembali penutupan pemerintah terakhir, yang terjadi dari akhir 2018 hingga awal 2019, berlangsung selama 34 hari. Saat itu sekitar 340.000 pegawai federal terpaksa cuti. Namun, itu hanya "penutupan sebagian", karena Kongres sebelumnya telah meloloskan beberapa undang-undang pengeluaran, sehingga sejumlah pegawai federal dapat terus bekerja dan menerima gaji secara normal.

Penutupan pemerintah kali ini tidak hanya mempengaruhi operasional pemerintah, tetapi juga dapat menyebabkan reaksi berantai terhadap ekonomi secara keseluruhan. Perusahaan-perusahaan yang bergantung pada operasional sehari-hari pemerintah federal mungkin akan mengalami gangguan bisnis, yang pada gilirannya mempengaruhi aktivitas ekonomi yang lebih luas. Seiring berjalannya waktu penutupan ini, dampaknya mungkin akan semakin dalam dan meluas.

Di masa yang penuh ketidakpastian ini, pemerintah dan Kongres Amerika Serikat menghadapi tekanan besar untuk segera mencapai konsensus guna meminimalkan dampak negatif dari penghentian kegiatan terhadap ekonomi dan kehidupan masyarakat. Pada saat yang sama, ini juga sekali lagi menyoroti tantangan dalam pemerintahan yang dihadapi akibat perbedaan mendalam antar partai dalam sistem politik Amerika.