Baru-baru ini, pasar emas global menunjukkan tren kenaikan yang mencolok. Harga emas spot di London menembus 3880 dolar AS per ons, sementara harga penutupan futures COMEX mencapai 3892,6 dolar AS, keduanya mencetak rekor tertinggi baru. Tren ini terlihat lebih jelas di pasar China, di mana harga perhiasan emas murni telah melonjak hingga 1130 yuan per gram.
Banyak lembaga keuangan terkenal memiliki pandangan optimis terhadap pergerakan harga emas. Goldman Sachs memperkirakan harga emas akan mencapai 4000 dolar AS pada pertengahan 2026, dan mungkin menyentuh 4300 dolar AS pada akhir tahun. Prediksi Citibank lebih agresif, percaya bahwa harga emas dapat mencapai 4000 dolar AS dalam tiga bulan, sementara target harga perak dinaikkan menjadi 55 dolar AS.
Di balik lonjakan harga emas kali ini terdapat beberapa faktor. Pertama, pemblokiran pemerintah Amerika Serikat dan data ketenagakerjaan yang buruk menyebabkan pasar meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve. Kedua, situasi geopolitik global terus tegang, konflik di Timur Tengah semakin meningkat, dan banyak negara mengalami aksi protes terkait, yang semakin memicu permintaan untuk aset safe haven.
Di tengah dorongan sentimen penghindaran risiko ini, saham terkait emas juga umumnya naik. Di pasar saham AS, Kinross naik 1,4%, sementara AngloGold mengalami lonjakan sebesar 3,4%. Di pasar Hong Kong, saham emas seperti Zijin Mining dan Gold International sempat melonjak lebih dari 12%.
Para analis menyebutkan bahwa ekonomi global saat ini menghadapi banyak ketidakpastian, termasuk tekanan inflasi, risiko geopolitik, dan potensi resesi ekonomi, yang semuanya bersama-sama mendorong daya tarik emas sebagai aset safe haven. Namun, para investor juga harus menyadari bahwa kenaikan harga emas yang cepat dapat membawa risiko koreksi jangka pendek, disarankan untuk tetap berhati-hati dan rasional dalam pengambilan keputusan investasi.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
12 Suka
Hadiah
12
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
GateUser-afe07a92
· 23jam yang lalu
masukkan posisi masukkan posisi Ayo mulai saham tambang emas!
Lihat AsliBalas0
ForkYouPayMe
· 23jam yang lalu
Perhiasan emas di tangan semuanya hancur, ayo ambil batangan emas!
Lihat AsliBalas0
YieldHunter
· 23jam yang lalu
hmm sebenarnya emas hanyalah ponzi lain saat ini... metrik risiko terlihat mencurigakan sekali
Baru-baru ini, pasar emas global menunjukkan tren kenaikan yang mencolok. Harga emas spot di London menembus 3880 dolar AS per ons, sementara harga penutupan futures COMEX mencapai 3892,6 dolar AS, keduanya mencetak rekor tertinggi baru. Tren ini terlihat lebih jelas di pasar China, di mana harga perhiasan emas murni telah melonjak hingga 1130 yuan per gram.
Banyak lembaga keuangan terkenal memiliki pandangan optimis terhadap pergerakan harga emas. Goldman Sachs memperkirakan harga emas akan mencapai 4000 dolar AS pada pertengahan 2026, dan mungkin menyentuh 4300 dolar AS pada akhir tahun. Prediksi Citibank lebih agresif, percaya bahwa harga emas dapat mencapai 4000 dolar AS dalam tiga bulan, sementara target harga perak dinaikkan menjadi 55 dolar AS.
Di balik lonjakan harga emas kali ini terdapat beberapa faktor. Pertama, pemblokiran pemerintah Amerika Serikat dan data ketenagakerjaan yang buruk menyebabkan pasar meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve. Kedua, situasi geopolitik global terus tegang, konflik di Timur Tengah semakin meningkat, dan banyak negara mengalami aksi protes terkait, yang semakin memicu permintaan untuk aset safe haven.
Di tengah dorongan sentimen penghindaran risiko ini, saham terkait emas juga umumnya naik. Di pasar saham AS, Kinross naik 1,4%, sementara AngloGold mengalami lonjakan sebesar 3,4%. Di pasar Hong Kong, saham emas seperti Zijin Mining dan Gold International sempat melonjak lebih dari 12%.
Para analis menyebutkan bahwa ekonomi global saat ini menghadapi banyak ketidakpastian, termasuk tekanan inflasi, risiko geopolitik, dan potensi resesi ekonomi, yang semuanya bersama-sama mendorong daya tarik emas sebagai aset safe haven. Namun, para investor juga harus menyadari bahwa kenaikan harga emas yang cepat dapat membawa risiko koreksi jangka pendek, disarankan untuk tetap berhati-hati dan rasional dalam pengambilan keputusan investasi.