Dalam situasi di mana pemerintah AS terhenti dan data pekerjaan resmi tidak tersedia, laporan pekerjaan sektor swasta yang biasanya dianggap sebagai "hidangan pembuka" secara tak terduga menjadi fokus pasar.
Karena Biro Statistik Tenaga Kerja AS menghentikan operasinya, laporan resmi non-pertanian yang dijadwalkan dirilis pada hari Jumat tidak dapat diterbitkan sesuai rencana. Perhatian investor beralih ke data ketenagakerjaan sektor swasta yang dirilis oleh lembaga ADP pada hari Rabu, yang dikenal sebagai "non-pertanian kecil".
Namun, laporan yang sangat diperhatikan ini justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan di pasar. Data ADP menunjukkan bahwa pada bulan September, jumlah pekerjaan di sektor swasta turun secara tak terduga sebanyak 32.000, jauh di bawah ekspektasi pasar. Berita ini awalnya memicu volatilitas di pasar keuangan, dengan futures saham AS sedikit turun, dan imbal hasil obligasi AS 10 tahun sempat merosot 7 basis poin.
Namun, seiring meningkatnya keraguan pasar terhadap data, pasar saham kemudian rebound, dan imbal hasil obligasi juga sebagian pulih. Reaksi ini menyoroti kebingungan dan ketidakpastian investor terhadap kondisi pasar tenaga kerja saat ini.
Perlu dicatat bahwa keandalan laporan ADP telah menjadi kontroversial. Data historis menunjukkan bahwa laporan ini tidak selalu akurat dalam memprediksi data pekerjaan non-pertanian resmi. Dan laporan bulan ini tampaknya lebih membingungkan.
Diketahui bahwa ADP setiap tahun menyesuaikan laporannya berdasarkan data survei pekerjaan dan gaji triwulanan dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS. Hanya penyesuaian teknis ini saja yang menyebabkan jumlah pekerjaan berkurang sebesar 43.000 dalam kondisi yang setara. Detail ini semakin menambah kompleksitas saat pasar menginterpretasikan data.
Dalam situasi di mana tidak ada dukungan data resmi, investor dan analis harus lebih berhati-hati dalam mengevaluasi kondisi nyata pasar tenaga kerja AS. Laporan ADP ini meskipun memberikan beberapa informasi referensi, juga memicu lebih banyak spekulasi dan diskusi tentang tren pekerjaan, kesehatan ekonomi, dan arah kebijakan moneter di masa depan.
Saat ini, para pelaku pasar sedang memantau dengan cermat perkembangan penghentian pemerintah, berharap untuk segera memulihkan penerbitan data pekerjaan resmi, guna mendapatkan gambaran ekonomi yang lebih komprehensif dan akurat. Sebelum itu, penilaian berbagai pihak terhadap pasar tenaga kerja AS mungkin akan terus berbeda, dan ketidakpastian ini kemungkinan akan terus mempengaruhi pergerakan pasar keuangan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
6 Suka
Hadiah
6
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
RektHunter
· 8jam yang lalu
Apakah masih ada yang percaya data ADP? Pukulan mematikan
Lihat AsliBalas0
MidnightSnapHunter
· 8jam yang lalu
Kalau data non-pertanian kecil seperti ini, untuk apa naik?
Lihat AsliBalas0
LuckyBlindCat
· 8jam yang lalu
Mengapa data ini begitu buruk?
Lihat AsliBalas0
BearEatsAll
· 8jam yang lalu
Harga turun, saya siap semua.
Lihat AsliBalas0
HallucinationGrower
· 8jam yang lalu
Kak data dapat diandalkan... posisi short besar telah datang
Dalam situasi di mana pemerintah AS terhenti dan data pekerjaan resmi tidak tersedia, laporan pekerjaan sektor swasta yang biasanya dianggap sebagai "hidangan pembuka" secara tak terduga menjadi fokus pasar.
Karena Biro Statistik Tenaga Kerja AS menghentikan operasinya, laporan resmi non-pertanian yang dijadwalkan dirilis pada hari Jumat tidak dapat diterbitkan sesuai rencana. Perhatian investor beralih ke data ketenagakerjaan sektor swasta yang dirilis oleh lembaga ADP pada hari Rabu, yang dikenal sebagai "non-pertanian kecil".
Namun, laporan yang sangat diperhatikan ini justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan di pasar. Data ADP menunjukkan bahwa pada bulan September, jumlah pekerjaan di sektor swasta turun secara tak terduga sebanyak 32.000, jauh di bawah ekspektasi pasar. Berita ini awalnya memicu volatilitas di pasar keuangan, dengan futures saham AS sedikit turun, dan imbal hasil obligasi AS 10 tahun sempat merosot 7 basis poin.
Namun, seiring meningkatnya keraguan pasar terhadap data, pasar saham kemudian rebound, dan imbal hasil obligasi juga sebagian pulih. Reaksi ini menyoroti kebingungan dan ketidakpastian investor terhadap kondisi pasar tenaga kerja saat ini.
Perlu dicatat bahwa keandalan laporan ADP telah menjadi kontroversial. Data historis menunjukkan bahwa laporan ini tidak selalu akurat dalam memprediksi data pekerjaan non-pertanian resmi. Dan laporan bulan ini tampaknya lebih membingungkan.
Diketahui bahwa ADP setiap tahun menyesuaikan laporannya berdasarkan data survei pekerjaan dan gaji triwulanan dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS. Hanya penyesuaian teknis ini saja yang menyebabkan jumlah pekerjaan berkurang sebesar 43.000 dalam kondisi yang setara. Detail ini semakin menambah kompleksitas saat pasar menginterpretasikan data.
Dalam situasi di mana tidak ada dukungan data resmi, investor dan analis harus lebih berhati-hati dalam mengevaluasi kondisi nyata pasar tenaga kerja AS. Laporan ADP ini meskipun memberikan beberapa informasi referensi, juga memicu lebih banyak spekulasi dan diskusi tentang tren pekerjaan, kesehatan ekonomi, dan arah kebijakan moneter di masa depan.
Saat ini, para pelaku pasar sedang memantau dengan cermat perkembangan penghentian pemerintah, berharap untuk segera memulihkan penerbitan data pekerjaan resmi, guna mendapatkan gambaran ekonomi yang lebih komprehensif dan akurat. Sebelum itu, penilaian berbagai pihak terhadap pasar tenaga kerja AS mungkin akan terus berbeda, dan ketidakpastian ini kemungkinan akan terus mempengaruhi pergerakan pasar keuangan.