Survei ekonomi terbaru menunjukkan bahwa Bank Sentral Selandia Baru akan segera menghadapi keputusan yang sulit. Sebagian besar ahli ekonomi memperkirakan bahwa pada pertemuan kebijakan moneter pada 8 Oktober, Reserve Bank Selandia Baru mungkin akan menurunkan Suku Bunga. Namun, untuk besaran penurunan suku bunga yang spesifik, para ahli memiliki pendapat yang berbeda.

Sekitar 60% ekonom percaya bahwa Bank Sentral Selandia Baru akan mengambil pendekatan yang relatif moderat, menurunkan suku bunga 25 basis poin menjadi 2,75%. Sementara itu, analis lainnya memiliki pandangan yang lebih agresif, memprediksi kemungkinan akan ada penurunan 50 basis poin.

Di balik perbedaan ekspektasi ini, terdapat tantangan yang dihadapi ekonomi Selandia Baru. Data kuartal kedua menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut menyusut 0,9%, jauh melebihi ekspektasi sebelumnya sebesar 0,3%. Data yang mengkhawatirkan ini tentu saja meningkatkan tekanan pada Bank Sentral untuk mengambil kebijakan moneter yang lebih longgar.

Perlu dicatat bahwa pernyataan Bank Sentral Selandia Baru pada bulan Agustus telah memicu reaksi kuat dari pasar. Saat itu, bank sentral mengeluarkan sinyal penurunan suku bunga lebih lanjut, langkah ini tidak hanya mengejutkan pasar, tetapi juga mendorong para ekonom untuk menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap arah kebijakan moneter di masa depan.

Menjelang pertemuan pada 8 Oktober, pasar akan sangat memperhatikan keputusan Bank Sentral Selandia Baru. Apapun besaran penurunan suku bunga yang diambil, ini akan menjadi langkah penting Selandia Baru dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini.