Sebagai seorang produsen konten yang telah lama berkarya di platform digital, saya sangat merasakan keterbatasan dari model tradisional "konten-platform-potongan-hilangnya hak cipta". Kreator sering terjebak dalam dilema: di satu sisi perlu mengikuti tren terbaru dan mempertahankan gaya unik, di sisi lain harus menghadapi rantai alat yang rumit dan logika distribusi yang kompleks. Dalam lingkungan ini, meskipun teknologi kecerdasan buatan meningkatkan efisiensi, namun lebih mirip sebagai "asisten lembur", bukan "mitra pendapatan" yang sebenarnya.

Namun, kemunculan Holoworld AI membawa harapan baru bagi kita. Ini bukan hanya sekadar menambahkan editor, tetapi sepenuhnya merevolusi seluruh proses penciptaan, atribusi, penyelesaian, dan pertumbuhan. Inovasi ini membuat saya merasakan untuk pertama kalinya kemungkinan peralihan dari "pabrik konten" ke "pasar bebas".

Meskipun perkembangan teknologi AI telah meningkatkan efisiensi pembuatan konten secara signifikan, masih ada tiga masalah utama: Pertama, alur kerja asli AI kurang memiliki mekanisme "produksi-kolaborasi-reuse" yang dapat diskalakan, yang menyebabkan pencipta individu terjebak dalam sistem plugin yang rumit atau dibatasi oleh template yang monoton; Kedua, mekanisme monetisasi Web3 belum benar-benar terintegrasi dalam proses produksi konten, sebagian besar platform masih memiliki distribusi pendapatan yang bersifat setelahnya dan tidak transparan; Terakhir, terdapat kesenjangan antara agen AI dan protokol terdesentralisasi, meskipun AI dapat menghasilkan konten, sulit untuk mewujudkan otorisasi, pengukuran, dan pembagian keuntungan di blockchain.

Konsep Holoworld AI secara tepat menangani ketiga masalah ini: ia mengusulkan konsep studio kerja AI asli, bertujuan untuk mengubah proses kreatif dari sekadar 'ledakan inspirasi' menjadi proses yang lebih sistematis dan terukur. Alur kerja baru ini diharapkan dapat mengubah secara total hubungan antara pencipta dan platform, memberikan lebih banyak otonomi dan peluang pendapatan bagi produsen konten.